Edisi lalu banyak yang suka, karena banyak tayangan gambar seger. Wah gawat. Edisi 11 kali ini mau cerita mengenai repotnya punya alamat e-mailE





Ada yang marah kalau menerima e-mail, seperti pernah dialami oleh Tips Online, padahal cuma memberitahu kalau Tips Online terbaru sudah terbit





MasterCard segera menjalin hubungan dengan salah satu mesin pencari dan tempat berlabuhnya informasi situs, Excite



Pengantar Sistem Analis Bagian 11:
Sebagian simbol-simbol dokumentasi sistem sudah kita bicarakan edisi lalu. Jika kita kali ini masih bicara hal serupa, pasti karena simbol itu masih ada yang belum dibahas


Panduan membuat program aplikasi Akuntansi (bagian 3)

Apkomindo





 






Ada Rasa Senang, Bahagia, dan Jemu

Mengerjakan sebuah homepage, yang terlanjur diproklamirkan sebagai tayangan rutin berjadwal, seperti Tips Online banyak sukadukanya. Suka banyak, duka tak sedikit. Lain dengan yang cuma sekdar nampang, mau kapan-kapan diupdate, juga nggak pa-pa. Lha Tips Online, yang sudah
terlanjur bilang sebagai media mingguan?

Boleh jadi Tips Online adalah sebuah 'kecelakaan', ketika majalah Tips, yang edisi cetak, terpaksa tidak bisa melanjutkan petualangannya. harga kertas naik keras, sekilo kertas sudah mencapai 10-ribu perak, kira-kira saja. Ambillah majalah Tips, lalu timbang. Untuk mencapai 1-kilo beratnya maka butuh majalah sampai 10-biji. Dengan begitu, maka ongkos kertasnya saja, sudah menempati porsi seribu sendiri. Kalau terbit 5-ribu eksemplar, maka sudah harus menyediakan duit 5-juta perak. Bagaimana dengan komponen-komponen lain? Mari berhitung.

Harga plat, selembarnya sudah mencapai 20-ribu. Padahal, untuk majalah setebal 80 halaman membutuhkan plat sebanyak 40 lembar. Jika dikalikan, maka setidaknya ada angka 800-ribu. Jika dibagi dengan 5-ribu eksemplar, maka per bukunya sudah menempati ongkos 160-perak. Nah belum ongkos film, yang saat sudah mencapai 500-ribu selembarnya. Jika butuh film sebanyak 50 saja, maka harus tersedia duit 25-juta perak. Untuk 5000 eksemplar tadi, maka per bukunya akan kebagian jatah harga film sebesar 5-ribu sendiri. Belum lagi ongkos cetak, distribusi, pengiriman, dan yang tidak laku. Bisa-bisa najalah Tips harus dijual sebesar 10-ribu, tanpa ada untung, bahkan rugi. Berapa pula akan dijual, kalau mau agak untung barang sedikit, 20 persen, misalnya? Itulah sebabnya, maka saya putuskan sendiri untuk mengistirahatkan majalah Tips tadi. Dan, ganti saja dengan online.

Menerbitkan majalah online juga bukan tak ada ongkos. paling tidak berlangganan Internet serta pulsa telepon yang terpakai. Tetapi, tentu tak sebanyak duit keluar kalau menghendaki majalah yang dicetak. Jika sama-sama cuma mau happy-happy saja, rasanya resiko mencetak majalah lebih tinggi. Suer, pembaca, saya cuma mau bikingemira-gembira di hati saja, kok, nerbitin majalah ini, entah yang dicetak atau yang online. Kalau yang dicetak dulu sempat membuat Kijang saya amblas, karena harus membiayai pencetakan majalah, maka yang online ini paling cuma mengurangi kesukaan saya makan pangsit mie saja. Jadi, masih bisa tahan untuk melanjutkan, sampai kapan-kapan.

Nah, sukanya, ya di situ tadi. Bisa membuat majalah online yang seolah-olah seperti penerbit beken. Siapa sangka en menduga, kalau majalah online berjadwal ini cuma dikerjakan oleh seorang diri yang bernama EDP, edipur, edi purwono, atau apalah (Gigih Nusantara, juga!).

Selain suka, ada juga perasaan bahagia. Ini pas kalau menerima banyak pujian, yang menyebutkan, bahwa majalah Tips Online adalah majalah online terbaik di negeri ini. Bahkan bisa ditandingkan dengan majalah-majalah beneran, baik soal tampilan maupun isinya. Wadhuh, apa nggak bahagia kalau ketemu komentar yang seperti ini?

Perasaan suka dan bahagia juga muncul setiap kali melihat hit-counter, yang menandakan berapa banyak pembaca Tips Online untuk edisi yang bersangkutan. Angka-angkanya terus menggelembung. Itu berarti bahwa majalah ini ditengok. Perkara dibaca habis atau enggak, ya nggak tahu saya, deh. Cuma, kalau membaca e-mail yang sampai, hampir 99 persen memberikan pujian dan salutnya. Salahkah kalau saya kemudian berbahagia?

Cuma, kadang-kadang ada juga perasaan jemu. Bukan jemu karena sudah tak suka mengerjakan penerbitan Tips Online ini, tetapi jemu harus menunggu di depan komputer karena Tripod yang bekerjanya lamban sekali. Bisa Anda bayangkan, to, kalau mengisi sekian page dari majalah ini, apalagi dengan puluhan gambar yang mesti di-upload?

Sebagai majalah yang sudah diikrarkan berjadual, maka kalau terlambat beberapa hari saja di-posting, maka mailbox saya pasti sudah penuh dengan puluhan surat tiap hari (atau jam?). Rupanya, majalah ini sudah mengena di hati beberapa pembaca yang suka terhadapnya. Sehingga kalau terlambat hadir lalu dikejar-kejar seperti itu.

Sementara, saya punya kesibukan rutin yang memberi saya gaji bulanan. Sehingga kadang-kadang mengharuskan saya menunda beberapa saat mengerjakan majalah ini. Saya juga punya profesi bikin program dan konsultasi manajemen pengolahan data di beberapa instansi. Lha kalau mereka lagi ada trouble, apa tidak terpaksa meninggalkan hobi berat ini. Tapi apa iya sebuah komitmen lalu dibiarkan terbengkalai?

Jelas tidak, pembaca sekalian. Meski kadang ada telat-telatnya sedikit, majalah Tips Online akan selalu saya usahakan terbit. Khususnya apabila menjelang sepuluh hari ketiga tiap bulan. Saya ada kerjaan menerbitkan sebuah majalah (yang ini tercetak), yaitu majalah Dermaga, milik Pelabuhan Indonesia III. Untung majalah ini tak terlalu tebal, cuma 40 halaman. Juga untung cuma bulanan saja frekuensinya. Cuma karena ini adalah demi nama baik, maka saya harus konsentrasi penuh ketika menggarapnya. Akibatnya, Tips Online, ya, terpaksa dinomorduakan.

Edisi 10 lalu, yang banyak gambar segernya, disambut dengan sangat luas oleh para pembaca sekalian. Mungkin sudah terlalu lama mereka ini jenuh dengan pekerjaan rutin yang melihat gambar-gambar kaku. Sekali-sekali, kan butuh yang lemes-lemes, to? Artikelnya sendiri adalah membahas soal situs sex yang kian marak. Jika diilustrasikan dengan tayangan seronok, kan pas. Masa iya gambar sapi?

Artikel lain yang banyak sambutannya adalah tentang System Analist. Di artikel tersebut saya cuma cerita pengalaman saya saja, yang sejak tahun 1974 belum pernah berhenti dari pekerjaan yang satu itu, sistem analis dan programmer. Itu sebabnya nama saya yang Edi Purwono kerap saya singkat dengan EDP, yang mirip-mirip dengan Electronic Data Processing itu. Keren, to?

Di edisi 009 saya ada keliru lumayan, yaitu perihal 'pemrograman akuntansi bagian 2', yang keliru posting. Untuk itu artikel tersebut saya muat di edisi ini saja. Jangan marah, ya.

Akhir kata, pembaca, harap juga tidak marah kalau ketikan saya banyak salahnya. Maklum, cuma dengan dua jari telunjuk kanan dan kiri saja, sih. Juga, harap tetap tersenyum meski saya terlambat memuatkan edisi Tips Online tidak pada waktu resminya. Kan lagi repot? (edipur)

 



Selama ini kita hanya mengenal Geocities sebagai 'host' homepage tanpa bayar. Kini, Geocities merambah 'gerbang Internet', bersaing dengan Yahoo, Excite dan yang lain


IBM mencoba menantang Internet Explorer. Boleh jadi banyak orang yang heran dengan strategi yang diputuskan oleh IBM kali ini



Anda tahu ID Digital?
ID Digital kini diperebutkan oleh perusahaan raksasa dunia



Gambar lebih berarti dari sejuta kata-kata. Dan bagi kamera digital, ukuran yang sepadan adalah sebesar 400K.



EnviroLink, meluncurkan sebuah situs bekerjasama dengan sebuah pengelola gerbang Internet, yang sekaligus sebuah mesin pencari situs beken, Lycos




Larry dan konconya, Dave Grusin, sedang berancang- ancang menggebrak distribusi dan penjualan musik melalui Internet.