Edisi 10 merupakan pertanda, bahwa Tips Online mencoba tetap setia hadir di hadapan Anda, dengan harapan tetap mampu memberi makna





Berbagai ragam cara para pemilik warung sex di Internet untuk memancing orang agar mampir





Semakin banyak situs sex di Internet. Bahkan kesan umum jika orang menyebut kata Internet ya soal sex itu





Antisipasi berbagai informasi seputar dunia komputer yang muncul deras setiap hari





Pengantar Sistem Analis (bagian 10): Batch Processing dan Teknik Dokumentasi



Apkomindo









 





BATCH PROCESSING

Edisi lalu kita bicara seputar jenis-jenis rancangan sistem pengolahan data, ditinjau dari tatacara penyediaan data, lalu keserempakan pengolahan datanya. Saat ini, perkembangan komunikasi data serta makin banyaknya perangkat yang menunjang teknologinya, maka pilihan pengolahan data yang real-time merupakan pilihan yang sudah makin biasa kita temui. Coba Anda perhatikan di banyak supermarket, minimarket, atau toko-toko, dan apotik. Semua data langsung direkam di komputer, sebaik itu pula posisi persediaan langsung ter-update. Itu contoh paling gampang mengenai pengolahan data secara on-line.

Batch processing, jangan disangka juga tak banyak digunakan. Malah, kalau mau dihitung, barangkali lebih banyak yang menggunakan sistem batch processing ini. Maklum, banyak komputerisasi yang saat ini berlangsung merupakan bagian dari pendukung ‘back office’, yang mengolah data-data yang sudah selesai bertransaksi, dan dimaksudkan untuk memproses data bagi keperluan pembentukan laporan. Bukan bagian dari suksesnya transaksi itu sendiri. Kita bisa lihat di sistem per-bank-an, di mana kegiatan pengambilan uang masih dilayani oleh teller, meski untuk soal saldo sudah on-line. Atau penjualan di sebagian besar toko-toko, yang masih mengandalkan bon-bon penjualan, yang nanti baru akan diproses belakangan, setelah semua bon dikumpulkan.

Sistem on-line menjamin kemutakhiran posisi data dibanding dengan sistem batch, yang masih harus menunggu semua data komplit, yang akan diproses bareng-bareng. Meski demikian, sistem batch masih layak dipertahankan dalam desain sistem oleh seorang sistem analist. Kenapa ?

Pertama, sistem ini pas banget untuk pengolahan data yang melibatkan data dalam jumlah besar. Pada sistem yang datanya sangat besar ini, maka faktor ketelitian akan ketersediaan data dan kebenaran penulisan datanya menjadi sangat penting. Jika ada kekeliruan, tentu akan sulit mencari di mana kesalahan data itu terjadi.

Untuk keperluan tadi, maka harus dilakukan pengelompokan secara manual, untuk diperiksa, apakah datanya sudah terkumpul semua, tak ada yang hilang, atau salah menulis datanya. Jika masih ada kesalahan-kesalahan seperti itu, maka masih cukup tersedia waktu untuk melakukan pencariannya. Siapa tahu, ada dokumen-dokumen yang salah letak, atau penulisan data yang masih belum pas.

Kedua, dengan sistem batch ini akan dilakukan pemrosesan secara tahap-demi-tahap. Beberapa langkah proses, antara lain yang disebut ‘pembersihan data’, memungkinkan adanya kesempatan untuk berhenti di beberapa tahap yang disediakan, untuk memperbaiki data-data yang belum benar. Dengan cara ini, diharapkan, semua data benar-benar sudah bersih, tatkala dilakukan pemrosesan akhir nantinya.

Ketiga, adanya peluang untuk membagi beban kerja, sesuai dengan jumlah data yang tersedia. Dengan pengaturan tersebut, maka meski data yang diolah jumlahnya sangat besar, tetap mampu dilaksanakan secara efisien, dan seragam.

Nah, jika Anda memilih pendekatan pengolahan data secara batch ini, maka ada beberapa kriteria yang harus memperoleh perhatian, yaitu :

Sistem pengolahan data harus memiliki suatu siklus yang ajeg (fixed), sehingga bisa diatur suatu jadual proses tertentu. Misalnya ada proses harian, mingguan, tengah-bulanan dan bulanan. Ini ada kaitannya dengan penetapan periodisasi datanya. kapankah kita menyatakan bahwa data periode tertentu dibatasi. Istilahnya adalah ‘cut-off-period’ bagi data tersebut.

Adanya pengaturan periodisasi data akan dipakai untuk mengatur jadual prosesnya. Misalnya, data-data penggajian untuk minggu tertentu akan diproses di minggu berikutnya. Ditentukan pula kapankah data-data direkam, diperiksa, diperbaiki, lalu diproses. Pengaturan jadual bisa dilakukan secara mingguan, harian, bahkan jam dan menit di tiap harinya.

Standarisasi data input juga harus dilakukan, agar tak terjadi terlalu banyaknya ragam data masukan tersebut. Ini dimaksudkan untuk membantu mempermudah dilakukannya pengelompokkan data tersebut dalam kumpulannya (batch).

Dengan sudah terkumpulkannya dokumen-dokumen data dalam batch tersebut, maka dengan mudah kita mengembangkan suatu sistem dan prosedur untuk memeriksa kelengkapan, kebenaran, dan lain sebagainya, dari data-data tersebut. Antara lain, kita bisa melengkapi keterangan data dalam tiap batch tersebut dengan sebuah data baru, disebut ‘batch header’, yang memuat beberapa keterangan mengenai data-data yang ada dalam batch tersebut. Misalnya, mengenai jumlah lembar dokumen, jumlah nilai rupiah, dan informasi sejenis lainnya.

Teknik Pendokumentasian

Unsur paling penting dalam perancangan sebuah sistem adalah mengenai kemudahan sistem analis untuk mengkomunikasikan gagasan mengenai rancangan sistem yang dibuatnya. Bagaimana pun, seorang sistem analis bukanlah satu-satunya yang menentukan, apakah sebuah sistem bisa diterima dan dilaksanakan oleh usernya. Untuk itu harus ada suatu media untuk melakukan diskusi, apakah desain yang dibuat sistem analis tadi bisa diterima oleh user.

Cara melakukan komunikasi adalah dengan membuat suatu diagram, yang menggambarkan secara visual, mengenai bagaimana sistem komputerisasi nantinya akan bekerja. Diagram tersebut akan menggambarkan rangkaian dan urutan proses yang akan berlangsung, dimulai dari data-data awal, hingga ke proses akhir penerbitan informasi, serta pengarsipannya. Diagram tersebut menggunakan simbol-simbol sistem yang sudah baku, seperti yang tertera dalam contoh simbol berikut.

Terminal. Simbol ini menyatakan awal dan akhir sebuah rangkaian perjalanan sebuah sistem. Untuk awal sistem, maka dari simbol ini akan keluar sebuah garis, yang menunjukkan arah proses berikutnya.

Processing. Simbol ini menyatakan adanya sebuah kegiatan pengolahan data pada langkah tersebut. Simbol ini akan menerima masukan dari simbol lainnya, dan akan mengeluarkan hasil proses, untuk dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Document (Report). Simbol ini bisa diartikan sebagai sebuah dokumen data masukan, atau sebuah laporan yang dihasilkan oleh suatu proses tertentu. Jika simbol dokumen masukan, maka akan ada simbol arah yang keluar darinya. Jika simbol laporan hasil keluaran, maka akan ada simbol arah yang mengarah pada simbol tersebut.

Decision (condition, branching). Pada simbol ini diartikan akan adanya suatu alternatif proses. Hanya akan ada sebuah simbol arah yang masuk ke simbol ini, dan dipastikan akan ada lebih dari satu simbol arah yang keluar dari simbol decision ini, untuk menggambarkan adanya beberapa alternatif proses yang akan terjadi sesudah simbol decision ini.

Predefined Process (preparation). Merupakan simbol yang menandakan akan adanya suatu pemberian nilai tertentu pada suatu kondisi, sebelum langkah proses dilanjutkan. Ini merupakan proses inisialisasi, untuk menetapkan persamaan persepsi tertentu atas suatu kondisi data, yang akan dipakai sebagai referensi bagi kelanjutan langkah berikutnya.(edi purwono)

 



Apple Computer tak mesti memper-
tahankan kebanggaan yang selama ini mereka sandang. Itu sebabnya, mengapa mereka mengadopsi Wintel akhir-akhir ini.




Perang harga di industri PC bukan semakin reda. Siapa saja korbannya?




Buku putih seputar urusan nama domain, yang merupakan kebijakan pemerintah AS di bawah Clinton sudah diedarkan.



Aneka kabar, antara lain soal notebook yang kian bersaing harga, lalu mengenai kemungkinan akses Internet serba gratis di masa datang. Juga perlu disimak, mengenai kebijakan pemerintah India tentang Internet.




DVD, kian rancak. Sajikan film berdurasi lama tanpa sungkan. Bahkan dengan jaminan kualitas tayangan. Tak heran banyak PC yang sudah siap-DVD.