![]() ![]() Edisi 10 merupakan pertanda, bahwa Tips Online mencoba tetap setia hadir di hadapan Anda, dengan harapan tetap mampu memberi makna
|
![]() ![]() ![]() Siapa Korban Perang Harga di Komputer? Perang harga komputer rasanya tak pernah berhenti. Mungkin kalau semuanya sudah mati, barangkali. Lebih-lebih ketika processor makin bagus, dan dengan harga jual dalam jumlah besar yang kian murah, telah mengangkat komputer-komputer yang semula murah juga makin elok kinerjanya. Padahal, harganya juga ettap segitu-gitu saja.
Sebelumnya Dell sempat menikmati keuntungan yang lumayan berkat rendahnya biasa manufaktur dan distribusi perusahaan ini dibanding dengan Compaq Computer. Sayang keuntungan per komputer Dell ini terus-menerus turun, yang mengharuskan perusahaan ini harus mampu menjual komputer dalam jumlah yang sangat besar. Tudingan terhadap membanjirnya komputer murah terpaksa dilakukan, untuk memberikan alasan mengapa banyak industri PC kelabakan saat ini. Sehingga sebagus apapun landasan yang sudah dibangun oleh perusahaan-perusahaan tersebut, seperti Dell Computers, misalnya, tetap akan mendorongnya hanyut. Penurunan tingkat keuntungan produsen PC sebenarnya tak hanya diderita oleh Dell semata. Banyak perusahaan besar, seperti Compaq, IBM, Hewlette Packard dan Intel, juga mengalami. Laporan keuangan poerusahaan-perusahaan tersebut menunjukkan ketidakberhasilan mereka untuk mencapai harapan yang dipatok dalam anggaran pendapatannya. Harga-harga PC memang kian runtuh. Harga PC yang murah tersebut memang menghasilkan jumlah unit terjual yang semakin banyak terjual, dan juga angka penjualannya. Tetapi dengan potongan harga yang terjadi, maka semakin banyak mereka menjual, akan semakin banyak keuntungan yang akan terambil karenanya. Setahun yang lalu, komputer harga 1000 USD-an masih jarang. Kini hampir semua pabrik punya produk komputer di bawah 1000 USD-an tadi. malah mereka juga memiliki beberapa buah model yang bisa dipilih. Setidaknya, harga yang dipasang adalah sekitar 1000 USD tadi. Sedikit di atas atau bahkan di bawah harga tadi. Menghadapi gelombnag komputer harga murah tersebut, sayangnya, ditanggapi oleh Dell dengan tetap mempertahankan harga komputernya, bahkan perusahaan ini sama sekali tak punya produk seharga 1000 USD-an tadi. Ada pernyataan penting dari manajemen perusahaan ini, yang menyatakan bahwa Dell memutuskan untuk tidak mengeluarkan produk seperti itu (komputer di sekitar 1000 USD harganya) sampai akhir tahun ini. Rupanya mereka sedang menunggu kemunculan generasi berikut dari chip Intel murah, Celereon, yang saat ini sedang diproduksi dengan sandi proyek Mendocino. Komputer-komputer Dell memang punya harga yang lumayan mahal. paling tidak harganya berselisih 500 USD lebih mahal dibanding harga rata-rata Hewlett Packard. Sementara berbagai kelebihan teknologi yang dimiliki Dell hampir-hampir tak mampu meyakinkan adanya perbedaan harga yang sedemikian besar tadi. Dell memang masih mampu mengelola pangsa pasar di kelas menengah ke atas. Tetapi jangan mengira, kalau pasar kelas elit tersebut tidak ingin komputer dengan harga yang lebih murah pula. Seorang jurubicara Dell menyatakan, bahwa Dell memang memelihara tingkat harga yang sedemikian tinggi tersebut adalah karena emmang di harga itulah yag dikehendaki oleh para pembelinya. Saat ini harga komputer Dell rata-rata adalah sekitar 2200 USD. Soalnya, para pembeli tadi senantiasa membutuhkan teknologi-teknologi yang paling mutakhir, kilahnya. Namun kebutuhan akan teknologi mutakhir tersebut kian melunak, seiring dengan kian lemahnya pertumbuhan bisnis dewasa ini. Akibatnya bisa ditebak, mengakibatkan pula semakin berkurangnya pembelian atas komputer-komputer Dell. Banyak pihak yang meragukan bahwa Dell bahwa Dell akan melanjutkan upayanya untuk menghindari tekanan komputer harga murah, karena mereka banyak memeproleh keuntungan karena pembuatan komputer Dell pada umumnya adalah didasarkan atas pesanan, serta bisa menjual langsung ke pelanggannya, tanpa harus melalui pihak perantara. Sebenarnya Compaq dan perusahana lain juga melakukan sistem serupa. Tetapi toh mereka tetap harus ikut menerjuni bisnis komputer murah tadi. Sebenarnya Dell juga memperoleh penghasilan dari service dan support, seperti yang mereka laksanakan bersama dengan Unisys dan Wang beberapa pekan silam. Seharusnya ini merupakan sumber lain yang bisa diperoleh Dell dibanding IBM dan HP. Berdasarkan kerjasama antara Dell dengan Unisys dan Wang tadi, Dell akan mendapatkan penghasilan dari pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh Unisys atau Wang. Namun demikian, kemampuan menggali penghasilan tambahan tersebut tetap tak mampu menahan serbuan komputer harga murah. Soalnya, bagaimana Dell bisa menjawab pertanyaan ini, yaitu 'mengapa saya harus membayar komputer senilai 2500 USD, kalau ada komputer dengan kemampuan yangtak terlalu jauh bedanya bisa saya dapatkan dengan harga kurang dari 1000 USD?'. Dell memang sejauh ini mampu meraup penghasilan dengan menjual komputer kelas atas, berdasarkan pesanan, dan lansgung bisa mereka jual kepada pembelinya, sehingga meniadakan beban biaya distribusinya. Tetapi banyak pengamat meragukan pendekatan seperti itu bisa bertahan, mengingat sebagian besar produsen PC sudah terjun ke bisnis komputar sub-1000 USD tersebut. Sukses Dell dengan strategi menawarkan teknologi mutakhir yang atraktif, bagi konsumen yang memang sangat tergila-gila kepada keunggulan yang terdapat pada mesin-mesin Dell. Namun untuk itu mereka memang harus membayar agak lebih mahal. Dell beberapa waktu lamanya telah berhasil menikmati situasi tersebut, melayani pelanggan yang sangat senang dengan penanganan pelayanan yang sangat pribadi tadi, bisa membeli komputer yang mereka sesuaikan dengan yang mereka kehendaki. Saat itu Dell mampu menempatkan dirinya sebagai produsen komputer nomor dua terbesar di AS, dan keempat di seluruh dunia. Tetapi berapa lama kebijakan tersebut bisa bertahan. Bahkan keberhasilan Dell meraup penghasilan lebih tinggi seperti yang dilaporkan pada laporan keuangan kuartal empatnya. Jangka pendek, memang bisa diandalkan. Namun untuk bisa berhasil secara jangka panjang, sejumlah pengamat meragukannya. Jangan-jangan di masa depan malah akan kacau, ujar matt sargent, dari Computer Intelligence. Saat ini, rupanya keadaan yang semakin memburuk sudah dirasakan oleh Dell. Komputer dengan harga kurang dari 1000 USD menduduki porsi 30 persen dari seluruh pangsa penjualan PC jika dilihat dari nilai penjualannya, atau ada empat unit PC murah dari 10 unit seluruh jenis PC yang terjual, jika ditinjau berdasarkan banyaknya unit terjual. Padahal, yang namanya komputer murah tadi, sudah pula memiliki feature yang mendekati lengkap. Wajar kalau popularitasnya menjadi ikut naik, dan tak cuma terbatas kepada pemakai-pemakai pribadi, tetapi juga banyak dibeli oleh kalangan perusahaan. Sulit dimengerti, jika melihat kebijakan Dell yang seolah-olah berdiri di luar pagar tadi. Bayangkan, sejumlah kompetitor-nya saja, seperti Gateway, sudah ikut ke dalam arena komputer sub-1000 USD tadi bersama-sama dengan para pemain lain yang sudah dulu masuk, seperti Compaq, IBM, Hewlett Packard dan Packard Bell. Toshiba saja juga sudah melakukan tindakan yang serupa. pelan-pelan Toshiba telah mengurangi produk jalur Infinia-nya, karena pasar komputer multimedia kelas atas memang mengalami pengurangan besar. Di masa datang, boleh jadi perangkat-perangkat baru, seperti TV yang bisa mengakses Internet serta jaringan komputer, dengan harga yang juga murah, akan lebih meramaikan suasana. Komputer-komputer dengan harga murah seperti itu jelas akan membuat Dell yang hanya mendapat sedikit keuntungan dari penjualan unit-unitnya, semakin terpuruk. Ini akan semakin sulit bagi Dell untuk tetap bertahan di pasarnya yang sekarang. Mungkin keengganan Dell untuk memasuki kancah komputer murah adalah karena selama ini Dell bersandar pada pendekatan bisnis yang menjual komputer sesuai pesanan. Pendekatan bisnis seperti itu jelas akan belepotan kalau diterapkan di penjualan komputer murah. Sebab, di sektor komputer murah ini memang tak menyediakan kesempatan untuk mengatur fleksibilitas seperti yang biasa dilakukan Dell selama ini. Sebenarnya, Dell tak harus takut seperti itu. Keterlambatan mereka masuk ke arena komputer murah tak mungkin membebani keuangan perusahaan. Komputer murah memang sangat laris. Jika mereka menawarkan komputer murah tersebut hari ini, maka hari itu pula komputer dipastikan terjual. Tak banyak orang yang menawar-nawar untuk komputer murah seperti itu. Pasar rasanya sudah paham betul tentang produk murah yang mereka hadapi. (edi purwono) |
![]() ![]() Apple Computer tak mesti memper- tahankan kebanggaan yang selama ini mereka sandang. Itu sebabnya, mengapa mereka mengadopsi Wintel akhir-akhir ini. ![]() Perang harga di industri PC bukan semakin reda. Siapa saja korbannya? ![]() Buku putih seputar urusan nama domain, yang merupakan kebijakan pemerintah AS di bawah Clinton sudah diedarkan. ![]() Aneka kabar, antara lain soal notebook yang kian bersaing harga, lalu mengenai kemungkinan akses Internet serba gratis di masa datang. Juga perlu disimak, mengenai kebijakan pemerintah India tentang Internet. ![]() DVD, kian rancak. Sajikan film berdurasi lama tanpa sungkan. Bahkan dengan jaminan kualitas tayangan. Tak heran banyak PC yang sudah siap-DVD. |